Gedung Rektorat, ITS Online - Memilih Pulau Poteran dan Maratua sebagai target penelitian, SIDI berusaha merealisasikan pengembangan pulau terpencil melalui jalur penelitian hingga pengembangan wisata dan industri. SIDI akan mencoba mengadaptasi konsep pengembangan pulau Poehl di Jerman yang telah menerapkan konsep pengembangan berkelanjutan. Salah satu adaptasi pengembangan yang akan dilakukan adalah pemanfaatan teknologi  biomass pada kedua pulau tersebut.

Diskusi Observasi SIDI  

     Sumber Daya Manusia (SDM) juga mendapat perhatian dalam SIDI. SDM di kedua pulau tersebut dinilai masih sangat kurang. Pulau Poteran misalnya, hanya terdapat sekolah dasar yang beroperasi. Pulau Maratua juga tidak berbeda jauh, pulau yang hanya beranggotakan 3500 penduduk itu belum mempunyai Sekolah Menengah Atas.

      Selain itu, masyarakat lokal masih menjadikan nelayan sebagai pilihan profesi utama. "Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana cara untuk mengubah pandangan masyarakat agar tidak hanya mengutamakan nelayan sebagai profesi," ungkap Dr Ing Setyo Nugroho, wakil dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK).  

Tindak Lanjut Observasi

     Pembahasan akan tindak lanjut dari observasi pulau Poteran dan Maratua yang dilakukan dari tanggal 15 sampai dengan 17 November juga dibahas dalam acara ini. Dr Endry Nugroho Prasetya Ssi Msi, Dosen Biologi ITS, menjelaskan bahawa akan dilakukan business line yang langsung melibatkan masyarakat pulau-pulau tersebut.

    ''Diharapkan masyarakat Poteran dan Maratua dapat mandiri dan mampu membuat produk berskala international. Kalau bisa, orang luar negeri langsung membeli ke sini dengan menggunakan mata uang asing, tidak lagi ke makelar atau penadah," ungkap Endry.

       Endry menjelaskan Poteran akan difokuskan untuk pengembangan tanaman Kelor. Tercatat 10 juta pohon kelor yang kini tumbuh di Poteran. Sayangnya penduduk sekitar tidak paham persis keutamaan kelor sebagai alternatif kelaparan dunia. "Kita akan membuat kelor tidak hanya sebagai sayur mayur, tetapi kelor yang diolah menjadi produk yang dapat diperkenalkan ke luar negeri," tambah Endry.

      Beda cerita dengan Pulau Maratua yang memiliki keindahan bahari. Ketua pelaksana SIDI, Dr Ing Setyo Nugroho menyebutkan terdapat dua hotel mewah yang telah berdiri di sana. "Pemiliknya orang Jerman dan Malaysia. Turis di sana banyak yang berdatangan ke Maratua untuk menikmati keindahan bahari di sana," lanjut wakil dekan FTK yang akrab dipanggil Yoyok tersebut.

       Yoyok mengatakan bisnis wisata di Maratua akan lebih menjanjikan ketimbang agrikultur. Struktur tanah Maratua yang mayoritas batuan menyulitkan penduduk untuk mengembangkan agrikultur. Penduduk Maratua berpotensi menjadi penduduk yang mempunyai bisnis wisata untuk daerahnya. ''Homestay, perhotelan, dan rumah makan berpotensi menjadi sumber mata pencaharian baru penduduk Maratua,'' tutur Yoyok.(m6/m10/m14/izz)

Sumber: http://old.its.ac.id/berita.php?nomer=12791, download 2014-11-06