Sebagai perguruan tinggi negeri (PT) dengan segudang risetnya, ITS akhirnya dipercaya guna membina Universitas Wiraraja (Unija) dalam penelitian di Pulau Poteran, Kabupaten Sumenep. Berbagai kerjasama pun dibuat mulai dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) hingga kunjungan ITS ke Unija, Selasa (10/11).

                            Diskusi Pengembangan Poteran di UNIJA

Dalam kunjungan ini, ITS memaparkan sejumlah hasil penelitian tim Sustainable Island Development Initiatives (SIDI) ITS. Tak hanya itu, ITS juga memaparkan mengenai peran apa yang bisa Unija ambil dalam proyek SIDI ini.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unija, Sayyida SSi Msi mengatakan, pihaknya memang telah menyadari adanya sumber daya alam (SDA) yang begitu melimpah di Sumenep. Namun baginya, banyaknya SDA belum sejalan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengolahnya. "Ditakutkan kekayaaan yang ada tidak bisa dimaksimalkan hasilnya oleh masyarakat setempat," ujarnya miris.

Bergabungnya Unija di Tim Sustainable Island Development Initiatives (SIDI) ITS, dikatakan Sayyida adalah kebanggan bagi institusinya. Sebab, akan banyak sekali ilmu yang bisa Unija dapat dari setiap kolaborasi penelitian dan analisa yang dilakukan. "Semoga SIDI bisa memberikan banyak ilmu sehingga kami dapat berkontribusi dalam membangun perekonomian di sini," harap alumnus Jurusan Statistika ITS ini.

Adapun bentuk kerjasamanya, sebut Sayyida, adalah berupa riset bersama. Karena bagaimana pun juga, lanjutnya, ITS telah mereka anggap sebagai institusi yang risetnya sudah banyak sekali. Hal ini sejalan dengan peran dosen di Unija yang merangkap profesi sebagai peneliti juga. "Kami harus belajar ke ITS untuk menggali semua potensi yang ada di Sumenep," ucapnya yakin.

Untuk mekanismenya, ia menuturkan bahwa setiap kali Tim SIDI ke lapangan (melakukan riset, red), akan ada dosen dan mahasiswa Unija yang ikut. Penelitiannya pun saat ini hanya berkutat di sektor pertanian saja. "Sementara kami masih fokus di pembibitan dan penanaman kelor. Namun tidak menutup kemungkinan kami akan meneliti bidang energi hingga transportasi," ungkapnya.

Di akhir ia menambahkan, akan selalu ada kelanjutan mengenai kerjasama antara ITS dan Unija. "Karena kan memang sustainable. Saat ini sedang simulasi bagaimana mengnyinergikan kelor dan cabe jamu terlebih dahulu," tuturnya kepada ITS Online. (owi/pus)

Sumber: http://its.ac.id/berita/15704/en         download : 2015-11-17